Kamis, 01 Juli 2010

My Story Is My Life ^^| Part 5| READY??? 3..2..1.. ACTION!!!

“ HOAMP…” kataku malas ikut pelajaran Fisika yg baru aja 2 jam ini berlangsung.


TENG,,TENG,,TENG,,

" Baiklah anak-anak, pelajaran kita selesaikan sampai sini saja." kata Bu Yuri lalu berjalan keluar kelas

“ CHIKKAAAA!!!” suara aneh Yuki keluar lagi,kenapa saat dia memanggilku harus berteriak sih?


“ Hemp” kataku sambil melirik ke Yuki yang sudah berada di depanku.
Lalu dia memberiku selembar surat yg berjudul TUGAS SISWA UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN BAZAR . Aku langsung berjalan keluar kelas. Sepertinya Yuki mulai memasang ekspresi wajah bengong konyolnya.

‘ Terserah.’ kataku dlam hati.


“ Chika!! TUNGGU??!!!” kata Kira mencoba menarik tanganku.

“ Hah?!” kataku dengan malas.

“ Kamu mau kemana CHIKA??!!” kata Kira.

“ Entahlah.” jawabku malas.

“ CHIKAAAA!!! Tolong km pergi ke ruang guru minta tali warna-warni buat menghiasi tempat bazar kita!! Liat di daftarnya sapa yang jadi partnermu…CEPAT LAKUINN!!! AKU BANYAK KERJAAN!!!” teriak Yuki sambil menggunting kertas yang gak tau mau dibuat apa.


Sesaat aku melihat ke daftar partner…tertulis di nomor 5….

5. Chikage Haruno dengan Kira Nakamura.


“ Ogah.” kataku singkat dan melepas tangan Kira

“ Tapi CHIKAAAAA!!!” kata Yuki sambil menyusulku dan menarik tanganku.

“Yuki” kataku tanpa menatap mukanya.

“ Aku mau asalkan cuma masang hiasan. Soal ambil barang dsb, aku gak ngurus. ”

“ Ok, aku yang ambil perlengkapannya tapi nanti kamu juga bantu pasang hiasannya… Asal nanti tugas kita selesai dan Yuki bisa tersenyum.” kata Kira dengan pelan sambil memegang pundak Yuki.

‘ Sikap yang menyebalkan’ kataku dalam hati.

“ T…tapi Kira…” jawab Yuki pelan.

“ Udah lah Yuki…kamu ngurus tugasmu saja. Aku dan Chika mau siap-siap. Ayo Chika!”

“ Ok deh…Chika, Kira aku ke kelas dulu ya!!!” kata Yuki sambil berlari ke kelas dan melambaikan tangannya.

Reaksiku hanya diam.” Chika,aku ambil dulu ya” Kata Kira sambil berjalan ke ruang guru mengambil pita-pita tersebut.

“ Kira”

“ Aku tunggu di lokasi bazar”

“ OKOK” jawab Kira tersenyum kecil dan melanjutkan larinya.

‘ Hemp.Kapan semua selesai…terus aku bisa ke lapangan basket…?’ kataku dalam hati.


Beberapa Menit kemudian…



“ Chika…akhirnya dapat juga…nih adanya warna hijau, merah, sama kuning” kata Kira sambil berlari ke arahku.

“ Terserah.” jawabku.

“ Nih pasang. Aku udah bawa kursi.” kata Kira sambil menyerahkan kursi kecil.

Aku pun menaiki kursi itu dan memasang pita yang diberikan Kira dari bawah. Sebenarnya, kursi ini sudah agak tua karena jarang dipakai siswa.Tapi karena gak ada yang lain, terpaksa dah.Tapi tiba-tiba,

WUUSS,,,WUSS,,,*angin bertiup sampai rambutku menutupi wajahku*


Aku mencoba untuk berjalan mundur menghindari angin tapi aku tidak sadar kalau aku lagi diatas kursi kecil. Saat hendak mau jalan ke belakang, kursinya terbalik dan kaki kursi itu pun patah.Kakiku terkilir…namun aku tidak merasakan rasa sakit.Rambut yg menutupi mataku, aku singkirkan dan melihat apa yg terjadi.

“ Chika? Kamu tidak apa-apa?” tiba-tiba suara Kira yg terasa sangat dekat.

“ …”

Setelah aku perhatikan lagi,ternyata Kira telah menangkapku dari kursi. Dia malah yang terjatuh dan aku duduk dipangkuannya dan tangannya memegang lenganku.


“ LEPASKAN!!!!” teriakku yang sudah mulai sadar.

" Hah?!" kata Kira.

“ TAU GAG SIH??!!!! LEPASKAN!!!!!!!!!!!!”


~TO BE CONTINUED~
TUNGGU MY STORY IS MY LIFE PART 6 YA (o^w^o)V


~•°¤*§ëkå® ^^*¤°•~ BESERTA ASISTENNYA~ *plak* ZHA ^^

Because You're Special! Chap. 2

~Two

"Yamaguchi Anita..." kata Nami. "Wow!" Nami menoleh kearahku sambil meringis.
"Gimana, gimana?! Cepat dong Nami!" Aku mencubit lengannya.
"Sorry, sorry." Nami tertawa. "Anita-chan hebat! Peringkat 3 dari 400 orang!!"
"HAH?! Bohong!" teriakku. "Gak mungkin, Nami!"
"Hei, hei. Memangnya aku pernah bohong, Anita-chan?" Kata Nami. 
"Ng, nggak sih..." Kataku perlahan. "Lebih baik kita ke meja Pak Kunou, aku mau minta amplop ujianku. Bukan maksudnya aku nggak percaya sama Nami, lho..."
"Ngerti, ngerti. Aku tahu kok, kamu mau kasih ke ibumu kan? Aku juga mau kesana, Anita-chan." Nami menggenggam tanganku dan mengajakku ke meja Pak Watanabe Kunou untuk meminta amplop berisi nilai-nilai ujian. 

"Ooh, Miss Yamaguchi dan Miss Rumiko?" kata Pak Kunou. "Ini, amplop kalian."
"Arigato, Pak Kunou!" Kata Nami. "Nih, Anita-chan."
"T-terimakasih, Nami." kataku gugup sambil mencari bukaan amplop. Segera kucari lembaran bertitik-titik. Lembar huruf braille.
Benar kata Nami. Aku gemetaran memegangi lembaran braille tersebut, tidak percaya. Rank 3 outta 400... Ya ampun... Is it a dream? Segera aku menampar muka, sakit. NYATA?!

"Congrats, Anita-chan!" Nami menepuk pundakku.
"I-iya..." Aku mengangguk lemah. "Nami gimana?"
"Rank 20..." Katanya pasrah. "Nggak buruk, sih... Tapi..."
Aku diam. Aku benar-benar tidak tahu cara menangani situasi begini.
"Pokoknya selamat!" Suara Nami kembali seperti biasa. "Back to our class?"
"Yeah... Pandu aku, ya?"

***

"Yamaguchi, gimana ujianmu?" Tanya Hana. "Aku jelek banget. Wah, diomeli semuanya di rumah, nanti!" Tambahnya.
"Ng... Aku..." aku berkata gugup sambil meraba-raba mencari lokasi kursi. "Well..."
"Peringkat 3! Susah amat sih, ngomong." Tawa Otonashi Kumiko. "Kan dipasang di aula! Masa gak lihat, Hana?!"
"Eeeh~" Hana mencoba mengelak. "Aku 'kan nyari di urutan 20 kebawah!"
"Dia kan gak akan masuk ke bawah peringkat 10 besar!" Teriak Hiroki Matsuyama. "Dia kan smart banget!!"
"Uuhh, jangan gitu!" Aku meringis. Dalam hati aku bingung; mana Nami? Biasanya dia akan mengobrol denganku...

"Ada yang lihat dimana Nami?" tanyaku.
"Ng? Rumiko?" Kata Matsuyama. "Tadi sih aku lihat dia ke perpus."
Perpus? Tumben sekali Nami ke perpus... Dia kan benci perpus? pikirku. 
"Ung... Ada yang mau antar aku ke tempat Nami, tidak?"
"Aku mau!" Kata Kumiko. "Aku mau pinjam buku, aku perlu buku "Medicine Formulas". Aku mau masuk jurusan kedokteran, sih."
"O-oke..." Kumiko menyentuh tanganku. Mereka sudah terbiasa, kalau menemaniku mereka akan memegang lenganku. Kalau cowok, mereka akan memegang pundakku. 

"Hallo?" Kata Kumiko saat melongokkan kepala kedalam perpus. "Anyone here?"
"Ah, Miss Hiroki." kata Mrs. Queensha Loftham. Dia library headmaster sekaligus guru Bahasa Inggris. "What do you need?"
"A-aku... I need a book." Jawab Kumiko. Inggris-nya kagok, sih. Hehe.
"And you? Miss Yamaguchi?" tanya Mrs. Loftham.
"I... I want to look at the braille books... If I found good books, I'll borrow one book or two..." jawabku. Aku tidak buruk dalam bahasa Inggris.
"Go ahead." Sahut Mrs. Loftham. 
Yeah! Akhirnya kami bisa menembus dinding pertahanan Mrs. Loftham yang terkenal sulit ditembus!!

"Carikan Nami," bisikku pada Kumiko.
"Beres!" Jawabnya.
Perpus Qin-Shuu is fantastically big. Benar-benar besar. Aku pernah sekali nyasar sampai akhirnya ditemikan Ritsumo. Sejak itu aku selalu ditemani orang lain. Teehee ^^
"There she is." Kata Kumiko. 
"M-mana?" 
"Di depan rak braille..."
Aku tersentak. Untuk apa Nami melihat-lihat buku braille? Dia 'kan tidak buta... Benarkah begitu? Nami jarang bercerita tentang dirinya sendiri... Tapi...

To Be Continued