Kamis, 01 Juli 2010

Because You're Special! Chap. 2

~Two

"Yamaguchi Anita..." kata Nami. "Wow!" Nami menoleh kearahku sambil meringis.
"Gimana, gimana?! Cepat dong Nami!" Aku mencubit lengannya.
"Sorry, sorry." Nami tertawa. "Anita-chan hebat! Peringkat 3 dari 400 orang!!"
"HAH?! Bohong!" teriakku. "Gak mungkin, Nami!"
"Hei, hei. Memangnya aku pernah bohong, Anita-chan?" Kata Nami. 
"Ng, nggak sih..." Kataku perlahan. "Lebih baik kita ke meja Pak Kunou, aku mau minta amplop ujianku. Bukan maksudnya aku nggak percaya sama Nami, lho..."
"Ngerti, ngerti. Aku tahu kok, kamu mau kasih ke ibumu kan? Aku juga mau kesana, Anita-chan." Nami menggenggam tanganku dan mengajakku ke meja Pak Watanabe Kunou untuk meminta amplop berisi nilai-nilai ujian. 

"Ooh, Miss Yamaguchi dan Miss Rumiko?" kata Pak Kunou. "Ini, amplop kalian."
"Arigato, Pak Kunou!" Kata Nami. "Nih, Anita-chan."
"T-terimakasih, Nami." kataku gugup sambil mencari bukaan amplop. Segera kucari lembaran bertitik-titik. Lembar huruf braille.
Benar kata Nami. Aku gemetaran memegangi lembaran braille tersebut, tidak percaya. Rank 3 outta 400... Ya ampun... Is it a dream? Segera aku menampar muka, sakit. NYATA?!

"Congrats, Anita-chan!" Nami menepuk pundakku.
"I-iya..." Aku mengangguk lemah. "Nami gimana?"
"Rank 20..." Katanya pasrah. "Nggak buruk, sih... Tapi..."
Aku diam. Aku benar-benar tidak tahu cara menangani situasi begini.
"Pokoknya selamat!" Suara Nami kembali seperti biasa. "Back to our class?"
"Yeah... Pandu aku, ya?"

***

"Yamaguchi, gimana ujianmu?" Tanya Hana. "Aku jelek banget. Wah, diomeli semuanya di rumah, nanti!" Tambahnya.
"Ng... Aku..." aku berkata gugup sambil meraba-raba mencari lokasi kursi. "Well..."
"Peringkat 3! Susah amat sih, ngomong." Tawa Otonashi Kumiko. "Kan dipasang di aula! Masa gak lihat, Hana?!"
"Eeeh~" Hana mencoba mengelak. "Aku 'kan nyari di urutan 20 kebawah!"
"Dia kan gak akan masuk ke bawah peringkat 10 besar!" Teriak Hiroki Matsuyama. "Dia kan smart banget!!"
"Uuhh, jangan gitu!" Aku meringis. Dalam hati aku bingung; mana Nami? Biasanya dia akan mengobrol denganku...

"Ada yang lihat dimana Nami?" tanyaku.
"Ng? Rumiko?" Kata Matsuyama. "Tadi sih aku lihat dia ke perpus."
Perpus? Tumben sekali Nami ke perpus... Dia kan benci perpus? pikirku. 
"Ung... Ada yang mau antar aku ke tempat Nami, tidak?"
"Aku mau!" Kata Kumiko. "Aku mau pinjam buku, aku perlu buku "Medicine Formulas". Aku mau masuk jurusan kedokteran, sih."
"O-oke..." Kumiko menyentuh tanganku. Mereka sudah terbiasa, kalau menemaniku mereka akan memegang lenganku. Kalau cowok, mereka akan memegang pundakku. 

"Hallo?" Kata Kumiko saat melongokkan kepala kedalam perpus. "Anyone here?"
"Ah, Miss Hiroki." kata Mrs. Queensha Loftham. Dia library headmaster sekaligus guru Bahasa Inggris. "What do you need?"
"A-aku... I need a book." Jawab Kumiko. Inggris-nya kagok, sih. Hehe.
"And you? Miss Yamaguchi?" tanya Mrs. Loftham.
"I... I want to look at the braille books... If I found good books, I'll borrow one book or two..." jawabku. Aku tidak buruk dalam bahasa Inggris.
"Go ahead." Sahut Mrs. Loftham. 
Yeah! Akhirnya kami bisa menembus dinding pertahanan Mrs. Loftham yang terkenal sulit ditembus!!

"Carikan Nami," bisikku pada Kumiko.
"Beres!" Jawabnya.
Perpus Qin-Shuu is fantastically big. Benar-benar besar. Aku pernah sekali nyasar sampai akhirnya ditemikan Ritsumo. Sejak itu aku selalu ditemani orang lain. Teehee ^^
"There she is." Kata Kumiko. 
"M-mana?" 
"Di depan rak braille..."
Aku tersentak. Untuk apa Nami melihat-lihat buku braille? Dia 'kan tidak buta... Benarkah begitu? Nami jarang bercerita tentang dirinya sendiri... Tapi...

To Be Continued

1 komentar: