Senin, 28 Juni 2010

Because You're Special! Chap. 1

~One

Sepertinya hari itu hari yang cerah. Banyak burung bersuara. Angin juga terasa sepoi-sepoi. Aku enggan membuka mata, karena aku tahu pasti apa yang akan kulihat. Setiap hari sama, selalu sama. Jadi aku tetap menutup mata.

"Anita, kau sudah bangun?" Suara Okaa-san [Ibu] terdengar. Entah kenapa Okaa-san selalu tahu aku sudah bangun. Aku tidak bisa mengelak lagi. Aku membuka mata. Tentu saja; semua terlihat sama persis seperti saat aku tidur. Gelap.

Salam kenal, namaku Yamaguchi Anita. Aku seorang tunanetra. Tidak sejak lahir, melainkan sejak aku berumur 2 tahun. Saat itu aku terserang sebuah penyakit yang tidak kuketahui. Kemudian, aku kehilangan Indera pengelihatanku. Karena itulah aku benci saat bangun tidur. Aku bersekolah di Akademi Qin-Shuu, sebuah akademi dari China. Mereka menerima murid sepertiku, juga menerima murid normal. Kami diajari untuk tidak membeda-bedakan orang cacat dan tidak. Ibu dan ayahku sudah cerai, saat ini aku cuma bersama Ibu.


"Aku datang, Okaa-san." Jawabku dari kamar. Aku meraba meja di sebelah kasurku, mencari tongkat untuk memandu jalanku, kemudian berjalan keluar kamar. Sebenarnya tanpa tongkat-pun aku bisa berjalan karena aku sudah hapal setiap milimeter rumahku.

"Okaa-san?" Tanyaku pelan.
"Ya, Anita?" Jawab Okaa-san lembut. Aku benar-benar ingin melihat seperti apa wajah Okaa-san. Pastilah sangat cantik.
"Apa Okaa-san mau mengantarkan aku kesekolah hari ini?" Aku berkata sambil meraba meja, mencari gelas susu. "Hari ini ada pembagian hasil ujian, Okaa-san."
"Anita, Okaa-san tidak bisa pergi." Okaa-san sepertinya mendekati aku. "Okaa-san sedang mencari donor mata untukmu, sayang."


Aku tersentak.
"Donor mata... Untuk aku?"
"Untuk Anita." Okaa-san memelukku. "Anita akan bisa melihat dunia yang indah."
Aku membalas pelukan Okaa-san.
"Okaa-san... Tidak usah." aku berkata lirih. Aku mendengar Okaa-san tersentak. "Biayanya mahal, Okaa-san, aku bisa hidup dengan seperti ini. Tidak apa-apa."
"Anita, prestasimu di sekolah tidak buruk. Cenderung bagus, malah. Okaa-san ingin memberimu hadiah atas kerja kerasmu. Apa kau tidak mau, Anita?"
"Okaa-san, aku ingin melihat dunia. Tapi, kalau harus membebani Okaa-san, tidak usah."
Dua detik kemudian aku merasa pelukan Okaa-san makin erat. Aku mendengar suara isakannya.





"Good luck, Anita." aku berkata pada diriku sendiri. Jalan sepertinya sedang ramai. Kemudian aku mendengar suara yang akrab ditelingaku...
"Anita-chan?" Dia Rumiko Nami. Nami lebih tua 9 bulan dari aku.
"Nami? Ada apa?" Tanyaku. Aku cukup akrab dengan Nami.
"Mau menyeberang sama-sama?" Tanyanya ramah. Aku mengangguk. Nami meraih tangan kananku dan menarikku untuk berjalan. Aku aman dengan Nami.


15 menit kemudian kami sampai di Qin-Shuu Academy. Nami mengajakku mengobrol sepanjang jalan, supaya aku tidak salah tingkah. Aku memang pemalu.
"Nami! Ayo kita ke aula!" Aku mendengar teriakan Mizuno Hana.
"Duluan saja, Hana. Aku menemani Anita dulu." Jawab Nami.
"Kalau Nami mau sama Hana, silakan. Aku bisa sendiri." Aku berkata sopan. Nami terkekeh.
"Sudah, sudah. Aku sedang ingin ngobrol dengan Anita-chan." Nami mengacak rambutku. Mau tak mau aku tersenyum juga; Nami memang baik.


"Hei, Rumiko. Sebaiknya kau cepat ke aula; nanti sudah ramai." Saguru Hirose menegur Nami.
"Iya, ngerti!" Tukas Nami. "Hana sudah bilang."
"Haha. Eh, Yamaguchi! Aku tidak melihatmu." tambah Hirose, ramah. Aku hanya tersenyum.
"Kami duluan, ya, Hirose." Aku berkata, kemudian menggenggam lengan Nami. "Yuk,"
"Ayo." Nami memanduku pergi. "Chau, Hirose."
"Aku ikut, ya?" Tanya Hirose.


Aula rupanya belum penuh. Untung saja. Aku tidak mau terpisah dari Nami. Sudah sering hal itu terjadi.


"Anita-chan! Namamu ada, tuh!" Teriak Nami. Kedengarannya... Suaranya aneh.
"P-peringkat berapa? Nilai berapa? Bacakan, dong, Nami, tolong!" Pintaku.
"Yamaguchi Anita... Peringkat..."


Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang terjadi dengan hubungan Anita dengan Nami? Baca terus, ya!

This story was written by...
♬ Amalia Shafiyyah ♫
on



Create your own banner at mybannermaker.com!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar