Jumat, 25 Juni 2010

My |Story| History Part 1

...... KRINGGG.... KRRING...KRINGG... Bunyi alarm kencang kudengar. "Ehmmm... Jam berapa sih? Hoahm..." ucapku sambil mengusap-usap mata dan kaget ketika melihat jam yang sudah menunjukkan setengah 7 lewat 5 menit. "HAH!? SEJAK KAPAN JAM SEGINI!!!??? HUAAAAAAAAA!!!" teriakku rusuh dikamarku.

"Ma... Cece kenapa sih? Pagi-pagi udah semangat banget. Ryan aja masih lemes, Ma." kata Ryan setelah menguap beberapa kali.

"Tau... Mama juga gak tau. Tumben dia udah bangun jam segini." kata Mama sambil melirik jam tangan yang menunjukkan angka 6 kurang 10. Lalu Mama masuk ke kamar.

...DRAPDRAPDRAPDRAP... Langkahku menuruni tangga. "MAAAAAAA... SARAPAN UDAH SIAP BELUMMMMMMM??" teriakku setengah berlari menuruni tangga.

"UDAHH... Tuh di meja makan!" balas Mama. "OK!" balasku mengambil kaos kaki.

Aku berlari ke meja makan. "Ni Ce. Hari ini roti pandan pake susu. Cece pasti gak mau, kan?" kata Ryan meledekku. Ia tau aku tidak menyukai susu. Dan pasti ia ingin meminta jatah makan pagiku dan itu sekarang.

"Ahh... Mamaaaa... Kenapa roti susu lagi sih, Ma!?" kataku kesal. "Itu sarapan bagianmu. Ada didekat kompor!" jawab Mama yang membuatku lega. Kokokrunch cokelat tanpa susu yang —sepertinya— baru Mama beli tadi pagi.

"Ry.. Gunting dong sama toples!" kataku memaksa Ryan karena aku memang sedang buru-buru.

"Iya iya. Jangan teriak dong Ce. Serem. Pantes gak ada yang mau sama Cece." jawab anak yang masih duduk di kelas 2 SD itu.

"Eh... Biar gak ada yang mau temen Cece kan banyak. Wuekkk!!" kataku sambil menjulurkan lidahku.

"Tapi gak punya satu pacarpun... WUEKK!!!" kali ini ia membuatku kesal.

"Be... Emangnya Ryan punya hah? Gak boleh lho masih kecil ngomong bgtu." jawabku tenang agar Ryan menyerah dan tidak meledekku lagi. Yha... Inilah senjata satu-satunya untuk menghentikan Ryan.

"ADA! Kemarin lusa kan si Chea nembak Ryan!" Gubragg! Rasanya aku pengen pingsan sekarang! Kali ini senjataku tidak mempan. Lebih baik aku mengalah deh —sekali-kali—...

"Ia deh Cece kalah Cece kalah..." kataku melihat Ryan yang cengengesan sendiri. Dia senang kali ini dia yang menang.

"Asyik! Point Ryan sekarang 36! YEY!" katanya meloncat-loncat sambil pergi ke kamar mengambil tasnya. Akhir-akhir ini aku agak pusing akibat Ujian Semester minggu depan. Jadi aku disusul Ryan dengan point 36 V.S 40. 2 minggu kemarin Ryan baru 20 deh... Beda 2 kali lipat dari aku. Tapi yha lihat saja keadaan sekarang. Bisa gak dapet main Nintendo ni. Pasti Ryan sabotase. Eh, tunggu! Kayaknya ada yang kelupaan deh. Tapi apa? Hm... Hm... Hoi otak! Ayo kerjasama sedikit dong... HUAAAAAA!!!! AKU LUPA AKU HAMPIR TELATTTTTTTTT!!!!!!!

"Ryyyy! Cepetannnnn!!! Udah mau berangkat niiii!!!" kataku selesai memakai sepatu dan bersiap mengeluarkan sepeda.

"Aduh Cece...Mau ngapain buru-buru sih Ce...?! kan masih pagi." jawab Ryan menutup pagar. 'Hah? Pagi? Ah, bodo lha.' pikirku mengabaikan Ryan dan cepat-cepat bersiap-siap melesat pergi.

"MAAAAAAAA! RULIE BERANGKAT YAAAAAAAA!!!!" teriakku kencang. "Ryan juga, MA!" sambung Ryan. Dan aku langsung melesat secepat mungkin.
♫♫06.35♢05.50♫♫


"Dah Ryann! Nanti pulang seperti biasa kan?" tanya ku mengusap keringat. "Iyaa. Jangan lupa jemput ya. Dah Ce..." kata Ryan melambai. "Dah..." jawabku terengah-engah.

WUSSSSSSSSHHHHH... Aku mengayuh makin cepat. Kakiku sakit dan aku juga ingin cepat-cepat sampai disekolah. Maafkan aku ya, kaki. Ayo tangan! Kamu juga harus bertahan! Tinggal belok beberapa kali lagi! Kamu pasti bisa! Dan... BRUKKKKK!!!

"A-au!" kataku berusaha membuka mataku. Begini nih kalau kurang tidur. Sehabis kututup mataku dia akan susah dibuka lagi. "Aduh..." kata suara cowok —yang tidak kukenal—.


Ah... Mati aku! Aku menabraknya! HUAAAAAAAA... MAAF MAAF!!! Eh... Jangan didalem hati dong Ru! "E-eh..." kataku tergagap-gagap setelah membuka mata. "Ma-MAAF YA!" kataku langsung dan berusaha membantu cowok yang —pasti— berat -karena dia cowok- itu berdiri. Aku menatapnya yang sedang mengusap-usap kepalanya yang —sepertinya— kesakitan. Kalau mau kudeskripsikan secara singkat... Dia........----- Dia Tinggi dia Keren dia —keliatan—Pinter! Tajir! kataku dalam hati nonstop. HUAAAAAAA GILA!! Yang paling penting... Dia CAKEP pula! Ah... Apa jangan-jangan mataku yang rusak gara-gara tadi kali ya?

"Eh... Maaf ya. E-enggak sengaja kok. E-eh. Ya udah." kataku cepat-cepat pergi meraih sepedaku dan langsung melesat secepat mungkin ke sekolah.

"Hahha... Cewek aneh." kata cowok itu.
♂♂Dia Cakep♂♂


Sesampai disekolah aku kebingungan. Keadaan disekolah masih sepi. Lebih sepi dari kuburan. Aku pun baru sadar. Ternyata ini yang dimaksud Ryan. Jam Beker ku salah!!! Ah... Tau begini aku tetap dirumah lagi saja! Masih sisa 30 menit lagi! Sepi banget... Baru 4 atau 5 orang yang sudah datang dan mereka pun keliatannya masih ngantuk dan duduk diam dikursi kelas mereka. Hoahm... Aku juga jadi mengantuk. Mendingan aku tidur...
☪☪Ngantuk☪☪


...PRETTTTTTTTTT....BRUKK "A-aduhhhh" desahku terjatuh dari kursi. Ternyata bel sudah berbunyi. Ah... Untung saja ngantukku sudah sedikit berkurang.

"STAND UP PLEASEEEEE!" kata Ari sang ketua kelas.

"Good...hoh....ning, Sir..." ucapku lemas sambil membungkuk memberi hormat kepada Pak Hadi.

"Pagi semua... Silahkan duduk. Hari ini kita kedatangan murid pindahan. Ayo masuk." kata Pak Hadi yang mengejutkan semua murid 8C. Kami langsung rusuh. Iya lah... Yang benar saja ada murid pindahan di menjelang ujian semester begini!?

Dia masuk. Dia seorang cowok. Dia tinggi. Dia keren. Dia kayaknya pinter. Juga Tajir. Dia........ HAH!? COWOK TADI PAGIIIIIIIIII!??????????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar