Minggu, 27 Juni 2010

My Boyfriend 2

“Oh… Iya iya. Gak pa-pa lah Bu. Iya. Sama-sama…”
CKLEK. Bunyi Mama Ange menutup telepon dari Mama Chris.
“Kenapa, Ma?” Tanya Ange.
“Gak napa-napa kok. Katanya Mama sama Papa nya Chris ada perlu. Nenek Chris yang ada di Belanda sakit parah. Mau gak mau harus kesana dulu. Besok kan Chris masih sekolah. Bentar lagi udah mau semesteran, jadi dia gak boleh ketinggalan pelajaran. Takutnya 2 hari lagi mereka baru pulang. Jadinya karena mereka agak khawatir, si Chris dititipin disini.” Jelas Mama.
“HAH!? NGINEP!????!!!” kata Ange kencang.
“Asikkkk! Kak Chris nginep! YEY!” kata anak cowok itu gembira. Itu adik Ange, Nathan.
“Huh… Nathan jelek ih!” ledek Ange.
“Yee… Gak papa yang penting Kak Chris dateng! Wuekkk!” balas Nathan menjulurkan lidahnya.
“Ting-Tong”
“Nah tuh! Si Chris udah dateng!” kata Mama mendorong Ange untuk membukakan pintu.
“Hah…” desah Ange lagi.

-----


“Nge!!! Bangun hoi! Ange!!!” kata seorang cowok yang masih samar-samar didengar Ange.
“Ange!”
“AKH!!!” teriak Ange kaget.
“Hahaha… Gak nyangka tidurmu ini lebih bagus diliet deket-deket ya?” ‘ternyata Chris… HAH!? CHRIS!???’ pikir Ange langsung cepat-cepat berdiri.
“Hahaha… Kamu memang cocok jadi pacarku. Hehe…” kata Chris tertawa kencang. Ange langsung membetulkan rambutnya —agar nanti mandi tidak kusut— dan langsung mendorong keluar Chris yang masih tertawa.
“Ukh! Chris gak sopan! Keluer keluer!” marah Ange sambil bersemu merah.
“Hahahaha…. Iya iya… Haha” lalu Chris keluar dan menyiapkan motornya.
“Aku gak bareng Chris! HUH!” teriak Ange dari dalam kamar. Chris lalu tertawa lagi dan langsung menjalankan motornya.

-----


“Eh, Ange! Sini lo!” panggil kakak kelas Ange.
“Apaan sih? IKH!” marah Ange karena dia ada rapat kelas X sekarang.
“Heh! Berani bacot ya elo!” kata salah satu diantara mereka berempat menarik kencang tangan Ange.
“Elo! Elo yang berani ngerebut Chris kan dari gua!?” kata cewek lain yang paling menor —menurut Ange—. Tapi Ange kenal dengan dia. Dia Jessy, cewek kelas XII yang mati-matian mau sama Chris. Tapi Ange selalu cuek dengan Jessy. Soalnya Chris juga gak mau sama orang yang lebih tua —kata Chris sendiri—.
“Kalo iya kenapa HAH!?” balas Ange lalu menghentakan tangannya sehingga terlepas lalu beranjak pergi.
“HEH! ELO YA!” Ange lalu ditarik Jessy dan teman-temannya. Ange berang karena Jessy sudah melepaskan kuncirannya. Ia paling benci jika seseorang mengganggu rambutnya. —kalimat kesukaan Ange: “Mess with me but don’t messing up with my hair”—.
Kabar Jessy bertengkar dengan Ange pun langsung tersebar dan sampai ditelinga Chris. Chris langsung pergi menghentikan Ange dan Jessy.
“Apa-apaan sih ini Jes? Kamu gak pa-pa kan Nge?” Tanya Chris sambil menarik Ange mendekatinya. “Rambutmu ya?” Tanya Chris lagi yang dijawab dengan anggukkan kecil Ange. Rambut Ange sangat berharga baginya. Tidak sembarang orang boleh memegang rambut Ange. Hanya keluarga Ange dan Keluarga Chris yang tidak dimarahi Ange jika mengusap atau memberantaki rambutnya.
“Ukh!” kata Jessy melihat mereka malah bermesra-mesra. Muka Ange yang hampir menangis dengan wajah keren Chris yang nampak khawatir melihat Ange, membuat Jessy ingin marah tapi tidak bisa! Tapi ia masih belum mau menyerah.
“Oh, begitu ya!? OK! Gua nantang elo buat duel sama gua! Prom nanti, elo harus dateng! And kita liet nanti siapa yang jadi Queen nya. Kalo elo menang, Ok… Chris buat elo. And gua bakal nurutin satu permintaan elo. Tapi kalo elo kalah! Elo harus nyerahin Chris sama gua! And tanpa permintaan. Gua yakin gua pasti menang. Hahaha… Mana undangannya, Li?” kata Jessy yakin. Lili lalu melemparkan sebuah kartu dari dalam tasnya ke Jessy. “Elo beruntung, Nge. Elo tamu istimewa kita! Semoga elo bakal beruntung lagi! Sampai ketemu Sabtu nanti!” lanjut Jessy menyerahkan kartu itu kepada Ange dan langsung pergi bersama temannya.

-----

“Gak pa-pa kok Chris.” Jawab Ange.
“Bener gak pa-pa?” Tanya Chris lagi.
“Iya”
“Bagus deh… Terus gimana? Kamu mau nerima?” Tanya Chris kesekian kalinya.
“Iya Chris. Now or Never.” Kata Ange.
“Bener n---“ kata-kata Chris dipotong Ange.
“Bukan buat Chris lho! Buat aku sendiri kok!” tambah Ange yang langsung membuat Chris tertawa. ‘Ange udah gak pa-pa’ pikir Chris.
‘Sebenernya buat Chris juga sih…’ pikir Ange. Tadinya ia mau menambahkan kalimat itu, tapi Chris sudah keburu tertawa renyah seperti biasanya.

-----

1 komentar: